Sebagian ulama besar berkata :
مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْظُرَ مَنْزِلَتَهُ عِنْدَ اللهِ فَلْيَنْظُرْ كَيْفَ مَنْزِلَةُ اللهِ عِنْدَهُ
“Barang siapa yang ingin melihat kedudukan dirinya di sisi Allah maka hendaklah ia melihat kedudukan Allah di sisinya” (Thobaqoot Asy-Syaafi’iyyah Al-Kubroo 8/229)
Hal ini sesuai dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ
“Barang siapa yang suka berjumpa dengan Allah maka Allah suka berjumpa dengannya, dan barang siapa yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci untuk bertemu dengannya” (HR Muslim)
Engkau tahu kedudukan Allah disisimu tatkala engkau lebih memilih hangatnya selimut dan indahnya tidur daripada memenuhi panggilan Allah untuk sholat subuh berjama’ah…
Engkau tahu kedudukan Allah di hatimu tatkala engkau mengumbar pandanganmu padahal Allah telah menyerumu..”Katakanlah kepada para lelaki mukmin untuk menundukan sebagian pandangan mereka…”